Digitalisasi Citra
Suatu citra harus direpresentasikan secara numerik dengan
nilai-nilai diskrit dengan tujuan agar dapat diolah dengan komputer digital.
Representasi citra dari fungsi kontinu menjadi nilai-nilai diskrit disebut
digitalisasi. Citra yang dihasilkan inilah yang disebut citra digital. [2]
Pada umumnya citra digital berbentuk empat persegi
panjang, dan dimensi ukurannya dinyatakan sebagai tinggi x lebar (atau lebar x
panjang). Masing-masing elemen pada citra digital (elemen matriks) disebut image element, picture element atau pixel (piksel).
Citra digital yang berukuran N x M, Gambar 2. 2, lazim dinyatakan dengan matriks yang berukuran N baris
dan M kolom. Jadi, citra yang berukuran NxM mempunyai NM buah piksel.
Indeks baris (i) dan indeks kolom (j) menyatakan suatu koordinat titik pada
citra, sedangkan f(i,j) merupakan
intensitas (derajat keabuan) pada titik
(i,j). Sebagai contoh, misalkan sebuah citra berukuran 256x256 piksel dan
direpresentasikan secara numerik dengan matriks yang terdiri dari 256 baris (indeks
dari 0 sampai 255) dan 256 buah kolom (indeks dari 0 sampai 255).
Gambar 2. 3 Proses digitalisasi citra
(kiri) gambar analog/kontinu; (kanan) citra digital setelah mengalami proses sampling dan kuantisasi
(kiri) gambar analog/kontinu; (kanan) citra digital setelah mengalami proses sampling dan kuantisasi
Proses digitalisasi citra sama dengan proses konversi
sinyal analog ke digital, dijelaskan pada Gambar
2. 3, dapat dijabarkan menjadi
dua proses yaitu:
a)
Digitalisasi spasial (x,
y), sering disebut sebagai sampling.
Sampling menyatakan besarnya kotak-kotak yang disusun dalam
baris dan kolom. Dengan kata lain sampling pada citra menyatakan besar kecilnya
ukuran piksel pada citra. Untuk memudahkan implementasi, jumlah sampling
biasanya diasumsikan perpangkatan dari dua:
N =
2n (2. 1)
dimana ,
N= jumlah sampling pada suatu
baris/kolom
n = bilangan bulat positif
Pembagian gambar
menjadi ukuran tertentu menentukan resolusi spasial yang diperoleh. Semakin
tinggi resolusinya, yang berarti semakin kecil ukuran piksel (atau semakin
banyak jumlah pikselnya), semakin halus gambar yang diperoleh karena informasi
yang hilang akibat pengelompokkan derajat keabuan pada pen-sampling-an semakin kecil.
b) Digitalisasi intensitas f(x, y),
sering disebut sebagai kuantisasi.
Setelah proses sampling pada citra maka proses
selanjutnya adalah kuantisasi. Kuantisasi menyatakan besarnya nilai tingkat
kecerahan yang dinyatakan dalam nilai tingkat keabuan (grayscale) sesuai dengan jumlah
bit biner yang digunakan, dengan kata lain kuantisasi pada citra menyatakan
jumlah warna yang ada pada citra. Proses kuantisasi membagi skala keabuan (0, L) menjadi G buah
level yang dinyatakan dengan suatu harga bilangan bulat (integer), biasanya G
diambil perpangkatan dari 2. Pada tabel 2.1 ditunjukkan hasil
kuantisasi citra dengan skala keabuan yang berbeda-beda.
G =
2m (2. 2)
dimana, G = derajat keabuan
m
= bilangan bulat positif
Tabel 2. 1 Kuantisasi Citra
dengan Skala Keabuan yang Berbeda
Skala keabuan
|
Rentang nilai keabuan
|
Pixel
depth
|
21
(2 nilai)
|
0,1
|
1 bit
|
22
(4 nilai)
|
0
sampai 3
|
2 bit
|
24
(16 nilai)
|
0
sampai 15
|
4 bit
|
28
(256 nilai)
|
0
sampai 255
|
8 bit
|
Jumlah bit yang dibutuhkan
untuk mempresentasikan nilai keabuan piksel disebut kedalaman piksel (pixel depth). Citra sering diasosiasikan
dengan kedalaman pikselnya. Jadi, citra dengan kedalaman 8 bit disebut juga
citra 8-bit (atau citra 256 warna, G
= 256 = 28 ). Semakin banyak jumlah derajat keabuan (berarti jumlah
bit kuantisasinya makin banyak), semakin bagus gambar yang diperoleh.
Derajat keabuan (grey level)
merupakan intensitas f citra
hitam-putih pada titik (x,y). Derajat keabuan bergerak dari hitam ke putih. Dimana
skala keabuan memiliki rentang yang ditunjukkan [0,L] antara lmin< f < lmax dimana intensitas 0 menyatakan hitam dan L
menyatakan putih.
Contoh: citra hitam-putih dengan 256 level, artinya
mempunyai skala abu-abu dari 0 sampai 255 atau [0,255], dalam hal ini nilai 0
menyatakan hitam dan 255 menyatakan putih, nilai antara 0 sampai 255 menyatakan
warna keabuan yang terletak antara hitam dan putih.
Citra berwarna dikatakan sebagai citra spektral. Hal
ini karena warna pada citra disusun oleh tiga komponen warna RGB (Red-Green-Blue).
Intensitas suatu titik pada citra berwarna merupakan kombinasi dari
intesitas : merah (fmerah(x,y)), hijau (fhijau(x,y))
dan biru (fbiru(x,y)).
[2] N., Teofanus Dwiyanto. 2011. Tugas Akhir: Perancangan dan Implementasi Sistem Pengenalan Gambar
Huruf dengan Variasi Jarak dan Ukuran Menggunakan Ekstraksi Ciri Zooning dan
Sistem Template Matching. Padang: Universitas Andalas.
Sebelumnya: Definisi Citra pada Pengolahan Citra (Image Processing) -- part.2
Berikutnya: Citra Medis
Comments
Post a Comment